Selimut pelindung yang satu ini, bikin saya menjadi kepompong yang betah di dalamnya. Angin lewat, tetap berasa di ruang hangat. Lupa melek kalau ngga dipanggil, tidur terus kalau ngga diguncang. Harus punya niat kuat akan bangun pagi kalau sudah masuk dalam ruang isolasi ini. Tetap, harus punya tenaga lebih ketika melipatnya. Moonquilt.

Doc @pensiliar
***
Tes Kepompong Moonquilt
Apa itu? Sayup-sayup terdengar panggilan gadis berbaju panjang hijau berkerudung biru dongker semalam, baru di-iya-kan saja. Ia memanggil agar saya segera bergegas bangun dan berwudhu. Tapi alarm yang sudah disetel semalam, belum berbunyi. Pikir saya masih gelap. Masih mengantuk, balik badan dan hoaaaamm, tidur!
“Kak Ejie, sudah hampir setengah enam. Shalat atuh…” ia bersuara kembali.
Sikap! Mata otomatis membelalak, dan segera memeriksa jam tangan stainless steel di pergelangan tangan kiri. Ampun!
Ambil mukenah, sikat gigi, sabun dan handuk kecil, bergegas ke toilet.
Ya, ya, ya. Kalau bukan karena selimut pelindung nyaman di hammock itu, saya mesti akan selalu terbangun di malam hari ketika sedang kemping. Mau tidur di hammock atau tenda, sama saja. Tubuh tak kuat dengan angin dingin selain suhu dalam kamar yang pasti hangat. Jaket polar, baselayer polar, syal, sarung tangan, kaus kaki, sepatu tidur, topi kupluk, matras foil, juga sleeping bag (SB), akan membentengi tubuh saya.

Doc @anggitinsave, taken by @rahmatts_
Moonquilt. Sudah kali keempat saya mencobanya di lokasi yang berbeda.
Pertama ketika ikut acara Jelajah Gunung Bandung di daerah Cisarua, Lembang, Bandung, Jawa Barat (15/10/2017). Suhu saat itu berkisar antara 21-18 derajat. Menjadi 17 derajat menjelang pukul 04 (AM) pagi. Saya sempat mengecek Google Weather’s pukul 01 (AM) dinihari, karena masih ada sinyal.
Kedua, saya mencoba memakai moonquilt di Bumi Perkemahan Sikembang Park, Batang, Pekalongan, Jawa Tengah (28/10/2017). Susah mendapat sinyal. Tapi bisa dipastikan bahwa suhu saat itu, lebih dingin dibandingkan Cisarua, Lembang. Mungkin menjelang pukul 04 (AM) nya bisa 15-14 derajat kali ya? Saya tidak merasakannya, soalnya aman dalam moonquilt. Kenapa?
Alasannya, di waktu yang sama, yakni pukul 01 (AM) dinihari, sepertinya suhu berada dibawah 18 derajat. Belum tidur, karena habis bercerita dengan Irfan dan.. (deuh saya lupa namanya euy), teman Solo Hammockers. Badan saya menggigil, menggelitik hingga ke tulang. Ngga kuat, pamit ke hammock!
Biasanya kalau sudah demikian, pasti harus mulai pakai jaket atau dalaman berbahan polar.
Tak lupa kaus kaki tebal dan sarung tangan andalan. Tubuh saya kalah sama dingin. Maklumlah biasa main di pantai kita kalau ke rumah nenek di Tabiang, Padang atau pas di Pekan Baru, Riau. Hhehhehe.
Ketiga, saya mencoba moonquilt kembali di Camp Mawar, Ungaran (24/11/2017). Jujur, saat itu saya merasa tidak terlalu dingin (hanya memakai baselayer tanpa jaket). Kami tidak tidur semalaman, bercerita hingga matahari terbit. Ya, menyaksikan ia muncul di ufuk timur sampai langit terang! ⛅🌞
Ehh, setelahnya baru saya kedinginan dan memutuskan masuk dalam kepompong hammock berselimutkan moonquilt. Ahh, nyaman dalam pelukan ❤
You know what? Saya terbangun ketika waktu menunjukkan pukul 11 siang dengan langit yang kembali mendung dan enak buat tidur, masuk dalam kepompong. Waaahaahha 👄
Nah, Bumi Perkemahan Batu Kuda, Gunung Manglayang, Cileunyi, Bandung (16/12/2017), tempat saya mengisi materi dimana teman akhwat berbaju hijau membangunkan saya, merupakan kali keempat mencoba tidur menggunakan moonquilt.
Dinginnya hampir sama dengan Sikembang Park, Batang. Di gerbang masuk Buper Batu Kuda, sempat cek Google Weather’s. Pukul 11.20 (PM) malam, suhu disana berkisar antara 19-17 derajat diniharinya. Pukul 04-05 (AM) sekitar 16 derajat.
Selain di Sikembang Park, ketiga tempat lainnya, saya tidur dalam hammock ber-moonquilt hanya dengan perlengkapan sebagai berikut:
- Kain sarung (kadang pashima tebal/kain tenun).
- Baselayer tanpa mountain equipment, misalnya jaket polar.
- Celana panjang quick dry.
- Sleeping pad.
- Kaus kaki.
***
Trik Mengurangi Dingin Pada Moonquilt

Doc pribadi
Dari sisi kehangatan dan kenyamanan, moonquilt membuat tidur saya nyenyak tanpa terganggu. Tidak perlu takut sama udara dingin, selagi kita sudah terisolasi di dalamnya.
Alex Guapo Egas, Consultant Ticket To The Moon (TTTM) mengatakan, “Awalnya memang, kalau kita masuk ke dalam moonquilt, ia mengikuti suhu di sekitarnya terlebih dahulu. Badan kita akan menyesuaikan jika sudah berada didalamnya. Apalagi kalau sudah ditutup dengan resleting. Moonquilt akan mengisolasi tubuh kita. Moonquilt beda bahan dengan duck down atau goose down.”
Informasi om Alex membuat saya melakukan hal berbeda. Saya mensiasatinya dengan cara:
1. Setelah set up hammock dan moonquilt, lalu seluruh ruang didalam body hammock, saya tutup.
2. Tarik resleting (zippers) dari sisi bawah kaki hingga lutut. Tarik juga bagian lutut hingga kepala. Tutup rapat.
3. Rapatkan tali string di wilayah kepala juga di bagian kaki. Sehingga moonquilt benar-benar membentuk kepompong di wilayah tubuh pada bagian body hammock.
Hal tersebut dimaksudkan meminimalisir angin masuk ke dalam moonquilt. Selain itu, meski ditinggal main sebelum kita masuk dan tidur, hammock tetap hangat, aman dan nyaman. Kenapa? Karena terlindungi dari angin dingin sekitar dengan menutupinya hingga menjelang masuk ke dalam.
***
Bahan Moonquilt
Jika Anda membaca postingan sebelumnya, moonquilt adalah underquilt secara umum. Hanya penamaan saja yang berbeda menurut brand yang mengeluarkan produknya.
Baca: Underquilt (secara umum)

Doc pribadi
Bahan moonquilt menggunakan primaloft, hampir sama dengan dacron (sintetic). Fungsinya sama seperti SB. Menghangatkan. Hanya prosentase isian di dalamnya, serta ukurannya yang lebih lebar dari hammock, membuatnya lebih hangat.
Primaloft adalah bahan yang juga digunakan oleh 50 brand-brand ternama. Diantaranya The Noth Face, Marmot, Bergans, Black Diamond, Ralph Laurens, Adidas, Cabela’s, Sitka, HH, LL. Bean, Kolon, Salewa, Solomon, Nike, Reebok, etc.
Bahan primaloft merupakan bahan sintetic mikro fibre thermal insulation. Artinya tersebut terbuat dari serat buatan sintetis yang membentuk serat benang (sebagian dari selulosa tumbuhan) –cek: sintetic-
Mikro fibre, merupakan serat sintetis yang lebih halus dari benang (denier/desiteks) berdiameter kurang dari sepuluh mikrometer. Lebih kecil juga dari sutra (satu denier) yang berukuran 1/5 diameter rambut manusia. Mikrofiber biasa dibuat pakaian dan asesoris. Bentuk, ukuran, kombinasi serat dipilih berdasarkan spesifikasi barang. Termasuk kelembutan, ketahanan, rellepency air, penyerapan, kemampuan elektostika dan penyaringannya, –cek: microfiber -.
Thermal insulation, mentransfer energi panas antara benda dengan suhu berbeda. Uuntuk mengisolasi termal, kitalah yang membuatnya (merekayasa) agar sesuai dengan keinginan kita. Biasanya digunakan pada bahan bangunan dan pipa (glass wool), rock wool, polistiren (styrofoam), dan lainnya. Juga digunakan pada wol, bulu domba (fleece), down feathers, –cek: thermal insulation -.
Primaloft ini juga merk. Biasanya penggunaan primaloft pada jaket. Letaknya lapisan di tengah-tengah dari jaket. Biasanya kain jaket terdiri dari 3 lapis. Pertama lapisan luar, kedua lapisan penyekat or isolasi, ketiga lapisan dalam. Nah, primaloft itu berada lapisan keduanya.
Jadi, ngga salah kalau tidur saya diselimuti moonquilt ngga terganggu, kan? Ngga grasa-grusu juga karena kedinginan 🙂 .
***
Ukuran dan Kekurangan Packingan Moonquilt
Berat moonquilt : 1130 gram (39,8 oz)
Ukuran moonquilt : 200 cm x 145 cm (6’6″ x 4’8″)

Pada kenyataannya, saya seringkali kesulitan dalam hal pengepakan moonquilt. Tenaga saya sungguh tidak kuat membuatnya stabil berada dalam lipatan kecil yang saya inginkan.
Moonquilt compression pouch (kantong) yang mempunyai buckle untuk menguncinya dalam packingan kecil, cukup membantu jika kondisi saya kurang tidur, yang menyebabkan kurangnya tenaga melipat.
Padahal kalau tidur cukup, lipatan moonquilt bisa memberikan 1/4 ruang kosong sampai ke posisi kepala kantong moonquilt. Lumayan kan untuk packingan dalam keril?
Bentuk moonquilt yang telah dipacking, tidak jauh beda dengan SB. Tingginya dalam kondisi normal tanpa dipres, hampir sama dengan botol minum 1 liter yang saya miliki.
***
Cara Melipat Moonquilt
Ketika saya kesulitan melipat moonquilt, Yoko (BPI Semarang), mengajarkan saya agar tidak repot saat mem-packing. Dan kuncinya ternyata ada pada tekanan lutut diatas moonquilt.
Berikut caranya:
- Ambil kedua sisi simetris, lipat menjadi dua bagian.
- Usap moonquilt untuk membuang angin didalamnya.
- Tekan moonquilt dengan lutut agar posisi tetap stabil, lipat menjadi tiga bagian.
- Gulung moonquilt dari depan ke arah dalam (posisi lutut) hingga menjadi gulungan kecil.
- Ikat moonquilt agar angin tidak keluar dan mengembang kembali.
- Masukkan dalam pouch. Pastikan bahwa gulungan sudah kecil dan menyisakan 1/4 ruang sebelum kepala kantong.
- Klik kedua buckle.
- Tarik sisi lainnya di belakang agar packingan moonquilt menjadi kecil dan menyisakan tempat buat barang lain dalam tas bawaan kita.
Cek di video berikut yaaahh 😉 (nyusul)
***
Kelebihan Moonquilt
- Mempunyai buckle dan tarikan pada pouch yang berfungsi mengkompres moonquilt menjadi packingan yang lebih kecil dari seharusnya.
- Bisa digunakan juga sebagai SB.
- Bisa dipakai untuk penggunaan darurat (360 derajat insulasi).
***
Don’ts
Agar moonquilt tetap terjaga dengan baik:
- Hindari pemakaian sepatu diatasnya.
- Jauhi dari benda tajam.
- Jangan menjemur dibawah sinar UV secara langsung.
- Jauhkan dari api.

Doc pribadi.
***
Review moonquilt ini sebagai catatan. Pemasarannya baru di luar negeri, karena sasarannya memang disana. Menurut om Alex, Kemungkinan di Indonesia akan dikeluarkan sekitar bulan Maret atau Juni 2018 (om Alex belum bisa dihubungi kembali, mungkin masih di luar negeri).
Harganya akan berkisar di angka 1,5-1,8 juta IDR. Bersiap menabung yah yang kepengin mempunyai moonquilt sebagai hammock gear nya 🙂 .
Apabila terdapat kesalahan maupun kekurangan, akan diedit kembali nanti, seperlunya.
Oiya, saya menerima saran, kritikan juga pertanyaan di kolom komen ya, kawan. Terima kasih sudah membaca 😉 (jie)
***

Doc @yukeaerl
Moonquilt (+ compression pouch) by: Ticket To The Moon (TTTM)
Tulisan ini juga banyak bertanya pada:
1. Rio C. Kusuma
2. Rizky Fajri “Kipompong”
3. Bob Triswayudi
Waah..selimut kereeen…blom pernah pegang apalagi pake..hihi… Jd penasaran dg kehangatannya niih.. 🙂
isi tas ejie kemarin itu barang2 hammock semua, mb tan..
makanya banyak 😀
Saya juga punya, kali ajaaa di ikutan balik rahmatakbara.wordpress.com hehehe
Siaapp
nyaaakkk pinjeeem huhuhuhu
wkwkwkkk